KONFRONTASI- Dalam diskusi politik
reguler yang digelar Indonesian Democracy Monitor (INDEMO), lembaga NGO ini mengangkat tema kondisi pasca
Pilpres 2024, yakni "Bagi Masyarakat: Jokowi Problem atau Solusi?" Sedangkan rakyat harapkan/inginkan Prabowo menjadi
Solusi pasca lengsernya Jokowi nanti. Bisakah?
Diskusi awal sepertiga Ramadan 1445
Hijriah ini berlangsung di Jakarta, Jumat (22/3/2024). Menurut Aktivis Malari dan
Ketua pimpinan INDEMO dr Hariman Siregar, proses demokrasi yang terjadi pada
pra dan pasca Pilpres 2024 begitu tidak karu-karuan, begitu tidak sehat dan
praktis runtuh. Demokrasi substansial masih jauh dari capaian rakyat, karena politik uang sekaligus politik gentong babi (pork barrel politics) terus dilakukan oleh rezim-rezim penguasa dua dekade ini. Hadir dalam diskusi ini para aktivis dan akademisi seperti dr. Gurmilang Kartasasmita, Ariady Achmad, Herdi Sahrasad, Zainal Airlangga, Sidratahta, Isti Nugroho, Bunaya Saifudin dll.
Kondisi itu diperburuk oleh perilaku
tidak sehat kepala negara (Jokowi) sendiri karena serba menabrak etika-moral public
dan menabrak Konstitusi. Hariman Siregar
menilai, cawe-cawe Joko Widodo yang bersikeras mau membangun kerajaan keluarga
(politik dinasti) adalah jelas perusak demokrasi yang sangat buruk
"Akibatnya demokrasi yang
susah-susah berupaya dibangun selama 25 tahun belakangan ini hancur-lebur.
Jokowi anti etika-moral demokrasi dan perusak demokrasi," tegas Hariman.
Menurut Hariman Siregar, kerusakan
demokrasi yang parah ini tentu harus segera dipulihkan kembali dengan tetap
menjunjung tinggi elemen-elemen penting demokrasi. Hariman Siregar juga optimistis
demokrasi harus hidup dan tetap diperjuangkan oleh masyarakat madani (civil
society) yang berbasis di kampus-kampus dan masyarakat luas yang kian terdidik baik di kalangan Nasionalis sekuler maupun nasionalis religius (Muhammadiyah, NU dll).
Dalam dialog itu, ditegaskan bahwa prinsip-prinsip utama demokrasi yang paling penting harus diperkuat. Antara lain, tegaknya rule
of law, kebebasan, checks and balances, pemilu yang fair/bebas, pembangunan ekonomi yang adil dan inklusif,
civil society yang kuat, transparansi dan akuntabilitas, keadilan sosial dan kesejahteraan umum,
dan kemerdekaan rakyat dari segala
tekanan/represi dalam memperjuangkan setiap penyampaian aspirasi/kepentingan publik. Para partisipan menilai, Jokowi terus melemah-memudar, dan Prabowo tidak ingin ada Matahari Kembar.
Hariman Siregar dan para aktivis
INDEMO mengecam keras perilaku kotor Jokowi yang selama Pilpres 2024 secara
telanjang memperalat institusi negara, lembaga hukum, ASN termasuk TNI/Polri,
Bansos dan lain-lain untuk berpihak memperkuat kepentingan melanjutkan
kekuasaannya. Sehingga itu pula kata Hariman, wajar bila kondisi pasca Pilpres
2024 ini terdapat ganjalan dan membuat rakyat tidak bahagia. "Kini pasca
Pilpres 2024 kondisinya kok malah tidak happy
dan serba menggantung?" tanya Hariman Siregar.
(laporan Konfr/ BS/Freedom News)