WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meluapkan keresahaan atas kurangnya kebanggaan nasional terhadap kemenangan militer AS dalam Perang Dunia I dan II.
Hal itu disampaikan dalam pidatonya pada upacara Hari Veteran di Arlington National Cemetery, Selasa (11/11/2025).
“Ketika saya melihat negara lain merayakan Hari Kemenangan, mereka merayakan kemenangan mereka di Perang Dunia II. Lalu saya berpikir, kita juga harus punya Hari Kemenangan. Tidak ada yang membicarakannya di negara kita. Tapi mulai sekarang, kita akan merayakan Hari Kemenangan untuk Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan, sejujurnya, untuk semua kemenangan kita,” ujar Trump, dikutip dari The Independent.
Oleh sebab itu, Trump berencana menetapkan Hari Veteran sebagai “Victory Day”—Hari Kemenangan—untuk memperingati keberhasilan Amerika dalam Perang Dunia I dan II.
Trump bandingkan AS dengan Perancis dan Rusia
Trump juga menyinggung Perancis dan Rusia yang merayakan kemenangan dalam Perang Dunia II masing-masing pada 8 Mei dan 9 Mei.
Ia berusaha menegaskan pesan bahwa Amerika Serikat adalah pemenang utama dalam dua perang besar dunia.
“Perancis punya perayaan besar untuk kemenangan mereka atas Jerman Nazi, dan Rusia juga merayakan Hari Kemenangan dengan mengenang 27 juta korban perang. Tapi kita? Kita bahkan tidak punya perayaan seperti itu,” ujarnya.
Hari Veteran jadi “turunan” Hari Kemenangan
Pernyataan Trump bahwa AS tidak memiliki Hari Kemenangan tidak sepenuhnya benar, dan justru bertentangan dengan sejarah Hari Veteran itu sendiri.
Diketahui, pada 11 November 1919, tepat satu satu tahun setelah gencatan senjata yang mengakhiri Perang Dunia I, AS merayakan Hari Kemenangan, yang disebut sebagai Armistice Day.
Namun pada 1954, Kongres AS—atas desakan organisasi veteran—mengubah namanya menjadi Veterans Day, untuk menghormati seluruh prajurit yang pernah bertugas, bukan hanya mereka yang berperang dalam Perang Dunia. I kps
COMMENTS