JAKARTA - Program ambisius pemerintah yang ingin membangun tiga juta rumah di periode ini dinilai tidak realistis.
Pengamat properti Anton Sitorus pesimis target tersebut dapat terealisasi. Pasalnya, kata Anton, sejak awal program itu sudah tidak masuk akal dan hanya menjadi jargon tanpa dasar.
“Kalau ngomong tiga juta rumah, saya sih pesimis. Buktinya sampai sekarang mana? tidak ada,” tegas Anton diwartakan RMOL pada Senin 9 Juni 2025.
Anton menilai program tersebut tak lebih dari lip service pejabat yang tak jelas implementasinya di lapangan. Ia juga meragukan keseriusan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dalam mengejar target tersebut.
“Coba dikejar terus sama media, buktinya mana? Kayaknya menterinya juga udah nyerah waktu ditanya DPR juga (kesulitan mencari investor),” lanjutnya.
Beberapa proyek yang sebelumnya digembar-gemborkan pemerintah juga ikut disorot, mulai dari kerja sama dengan investor Qatar hingga proyek perumahan wartawan.
"Jadi kan semua tuh lip service aja kan? Ya, jadinya jadi hoax kalau misalnya ujung-ujungnya ternyata tidak terbukti,"katanya.
Anton juga mengingatkan bahwa program-program besar oleh presiden sebelumnya, seperti target satu juta rumah per tahun atau seribu menara hunian, nyatanya juga gagal.
"Dulu kan juga pernah pengalaman program seribu tower yang tidak jalan juga jaman Jusuf Kalla cuma beberapa tower doang tuh, yang Kalibata, lalu Basura. Tapi selebihnya mana?"tanyanya.
Lebih jauh, Anton menuding adanya manipulasi dalam pelaporan capaian pembangunan satu juta rumah.
"Dulu jamannya Jokowi juga yang katanya 1 juta rumah setahun tidak ada juga ya, saya sudah bilang juga itu yang bener-bener realisasi tidak sampai 30 persen jadi memang ada manipulasi data disitu. Sama seperti manipulasi ijazahnya dia kan," tambahnya.
Menurutnya, pemerintah kerap memasukkan program renovasi kecil hingga pembangunan swadaya sebagai capaian utama agar program tersebut terlihat sukses.
“Renovasi pintu dapur aja dimasukin. Ngaco itu namanya. Jadi angka sejuta itu bohong. Realisasinya paling 300 ribuan,” bebernya.
Dengan capaian yang bahkan tak sampai sepertiga dari target satu juta, Anton menyebut target tiga juta rumah hanya omong kosong.
“Yang satu juta aja tidak sampai, ini mau tiga juta? Itu sepuluh kali lipat. Dari mana ceritanya? Kita tidak punya kapasitas untuk sebesar itu,” tegasnya.
“Bukan sekadar pesimis. Saya dari awal memang tidak percaya. Karena gak masuk akal,” tutupnya. I rm
COMMENTS