JAKARTA -- "Barang siapa melapangkan kesempitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan di hari kiamat, dan barang siapa memudahkan kesukaran seseorang, maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat." (HR Muslim).
Syariat Islam bertabur dengan anjuran untuk memperbanyak sedekah dan perbuatan baik terhadap sesama. Islam mengajak para pemeluknya untuk selalu menolong orang-orang yang kesusahan dan menyayangi fakir miskin.
Hadis Nabi menyatakan, "Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalangan kerabatmu) dengan bersedekah, dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana." (HR Ath-Thabrani).
Dalam hadis lain dinyatakan, "Naungan bagi seorang Mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya." (HR Ahmad). Bersedekah dan berkurban merupakan salah satu wujud syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.
Allah SWT menyatakan dalam surah al-Kautsar ayat pertama hingga ketiga, "Sesungguhnya Kami telah memberimu nikmat yang serba banyak. Maka shalatlah karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya mereka yang membencimu termasuk orang-orang yang terputus amalannya."
Idul Adha merupakan salah satu momentum bagi setiap Muslim untuk memperbarui dan meningkatkan rasa belas kasih terhadap orang tak berpunya. Sekerat daging yang berasal dari hewan kurban sangat berarti bagi orang miskin. Mereka menerimanya dengan suka cita dan penuh harap.
Hari raya ini hendaknya jadi kesempatan bagi setiap Muslim untuk memperbarui dan meningkatkan rasa belas kasih terhadap orang-orang tak berpunya. Setiap sedekah yang dilandasi hati ikhlas kepada orang-orang yang membutuhkan akan sangat berarti. Mereka menerimanya dengan suka cita dan penuh harap.
Menarik sekali uraian Dr H Muslim Nasution dalam bukunya, Menuju Ketenangan Batin (Gema Insani Press, 2002). Ternyata, menyayangi dan membantu orang miskin, orang yang ditimpa kesusahan, dan anak yatim merupakan salah satu sarana untuk menenangkan batin.
Dari segi materi, terkadang orang yang memberikan bantuan kepada orang lain terlihat rugi, berkurang milik atau uangnya. Namun, dengan pemberian yang ikhlas itu, akan tenanglah batinnya.
Dengan itu, tubuh dan jiwanya menjadi semakin sehat. Cobalah palingkan wajah sejenak ke sekeliling rumah tinggal, perusahaan, maupun kantor kita. Orang-orang miskin ada di mana-mana. Mereka mendambakan kepedulian, kasih sayang, dan uluran tangan kita. Mudah-mudahan Allah menggerakkan hati kita untuk menyayangi dan menolong mereka yang hidupnya tidak beruntung. I rol
COMMENTS