OPINI — Metafora untuk optimisme dalam ungkapan umum bahasa Inggris "Setiap awan memiliki lapisan perak"
Frasa "silver lining" mungkin berasal dari puisi John Milton tahun 1634, "Comus", yang berisi baris, "Apakah aku tertipu? atau apakah awan hitam/Menampakkan lapisan peraknya pada malam hari?"
Sosiolog Selo Soemardjan, di dalam kegelisahan sosial dewasa ini, beliau mencari titik terang, guiding light. Dalam pertengahan 1998, beliau menghimbau, kutipan Belanda, dalam abad ke 18.
"Het volk is redeloos, de regering is raredoos, het land is reddlos" (Rakyat kehilangan daya pikir, pemerintah kehilangan akal, negara kehilangan harapan).
Dalam urutan Dunia : Kemiskinan no 4 (World Bank) & Pengangguran no 2 (IMF). Menurut Bank Dunia sebagaimana dilaporkan dalam Macro Poverty Outlook 2025, per 2024 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 60,3 persen.
Data tingkat kemiskinan di Indonesia ini menurun tipis bila dibandingkan pada tahun 2023, di mana angka kemiskinan di Indonesia versi Bank Dunia sebanyak 61,8 persen. Masih mengacu pada data dari Bank Dunia, maka jumlah penduduk miskin di Indonesia berada di urutan keempat terbanyak dari sisi persentase di dunia.
Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5 Persen. "Pertumbuhan ekonomi tetap terjaga, kemiskinan dan pengangguran menurun, tetapi penciptaan lapangan kerja baru untuk kelas menengah masih jauh tertinggal. Ketidakpastian kebijakan global dan domestik memicu arus keluar investasi, sehingga menekan rupiah," tulis Bank Dunia dalam rangkuman laporannya tentang ekonomi Indonesia.
Bank Dunia menyebut, ketidakpastian regulasi di Indonesia jadi alasan banyak investasi kabur. Untuk bisa mencapai pertumbuhan sesuai target, pemerintah Indonesia perlu melakukan reformasi struktural.
"Pertumbuhan diproyeksikan mencapai rata-rata 4,8 persen hingga 2027, tetapi ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan dapat memengaruhi investasi dan pertumbuhan. Reformasi struktural untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas, di samping kehati-hatian fiskal dan moneter, merupakan kunci untuk memajukan agenda pertumbuhan pemerintah," tulis Bank Dunia.
Data dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) per April 2025 mengungkap persentase pengangguran di Indonesia menempati urutan kedua dalam negara berkembang di Asia. Tercatat, proyeksi angka pengangguran di Indonesia di 2025 menembus 5 persen.
Angka ini membuat Indonesia didapuk posisi kedua dengan angka pengangguran terbesar di negara berkembang di Asia Pasifik. Terlebih, proyeksi angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode 2024 yang berada di angka 4,9 persen.
Sementara itu, urutan pertama diisi oleh China, dengan persentase sebesar 5,1 persen yang masih imbang dengan periode 2024. Lebih lanjut, di posisi ketiga angka pengangguran terbesar diisi oleh India dengan persentase 4,9 persen, diikuti oleh Filipina dengan persentase 4,5 persen, Malaysia dengan persentase 3,2 persen, Vietnam dengan persentase 2 persen, dan Thailand dengan persentase 1 persen.
Studi terbaru dari Pew Research Center mengungkapkan adanya kekhawatiran luas dari masyarakat mengenai ketimpangan atau ketidaksetaraan ekonomi. Studi itu berdasarkan survei yang dilakukan di 36 negara, termasuk Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden melihat kesenjangan antara kaya dan miskin sebagai masalah besar, dengan median 54 persen menyatakan hal tersebut.
Survei yang dilakukan pada musim semi 2024 mengungkapkan berbagai faktor yang menjadi penyebab utama ketimpangan ekonomi. Secara global, hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden percaya bahwa pengaruh politik orang kaya memainkan peran penting dalam memperburuk ketimpangan ekonomi. Selain itu, masalah dalam sistem pendidikan, diskriminasi terhadap minoritas, serta ketidaksetaraan peluang sejak lahir juga dianggap sebagai faktor utama yang memperburuk ketimpangan.
Adapun laporan ini disusun oleh Richard Wike, Moira Fagan, Christine Huang, Laura Clancy, dan Jordan Lippert dari Pew Research Center. Studi yang diterbitkan pada 9 Januari 2025 ini dapat diakses melalui situs web Pew Research Center. Berikut merupakan empat temuan utama yang menjadi sorotan dalam studi tersebut.
Mencari Terobosan Baru
Melihat kebelakang kita mengenal istilah Pro Growth, Pro Poor, Pro Enviro. Sebuah policy yang saat itu terdengar sangat menjanjikan sebagai harapan. Belum berapa lama terdengar konsep pro-poor growth?
Sederhananya, pro-poor growth adalah konsep pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Oleh pemerintah negara tersebut, pertumbuhan ekonomi dimanfaatkan sebagai alat untuk mengurangi kemiskinan.
Pro-poor growth dapat didefinisikan sebagai partisipasi masyarakat kurang mampu untuk mengikuti kegiatan ekonomi dan mendapat keuntungan yang signifikan. Definisi absolut dari pro-poor growth hanya mempertimbangkan pendapatan masyarakat miskin.
Jika pertumbuhan pro-poor growth meningkat, semua ukuran standar kemiskinan pendapatan akan turun lebih cepat. Dengan kata lain, jika pendapatan orang miskin meningkat lebih cepat, angka kemiskinan juga akan menurun.
Konsep pembangunan ini mengharuskan tiap orang untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Tidak boleh ada anak yang dibiarkan meninggal sebelum waktunya, dan tiap orang harus mendapat kehidupan yang memuaskan.
Menurut pendapat beberapa kritikus, strategi pro-poor growth menghilangkan pertumbuhan dan menimbulkan distorsi dalam perekonomian. Hal ini juga dianggap menjadi penyebab turunnya kesejahteraan masyarakat.
Strategi pro-poor growth, dikutip dari materi Poverty, Inequality, and Growth: Debates, Theories, and Evidence (2013) oleh Martin Ravallion, Berikut beberapa strategi pro-poor growth: (1) Mengembangkan kemampuan aset manusia dan fisik orang tidak mampu, (2) Membantu membuat lapangan pekerjaan khusus bagi orang tidak mampu, (3) Menghilangkan bias terhadap orang tidak mampu dalam belanja, perpajakan, perdagangan, serta regulasi, (4) Mengoptimalkan pembangunan desa, mempromosikan pertanian, serta berinvestasi pada UMKM masyarakat, dan (5) Menyediakan jawaban untuk pengentasan kemiskinan jangka panjang.
Tiga Mega Proyek Pemerintah
Pertama, Danantara. Tujuan dibentuknya Danantara adalah meningkatkan efektivitas pengelolaan perusahaan BUMN, mengoptimalkan dividen, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Kedua, pembangunan tiga juta rumah. Program tiga juta rumah per tahun adalah salah satu janji kampanye Prabowo dalam Pilpres 2024 silam. Kala itu, dia berjanji akan membangun dua juta unit rumah di pedesaan dan satu juta unit di perkotaan.
Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo sempat menyebut target 15 juta unit rumah dalam lima tahun atau satu periode pemerintahan bakal tercapai.
Ketiga, pembentukan 80 ribu Koperasi Merah Putih. Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/kel) merupakan program yang akan diluncurkan oleh Kementerian Koperasi (Kemenkop). Program ini direncanakan launching pada 12 Juli 2025 mendatang, bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional.
Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025, pemerintah menargetkan pembentukan 80 ribu Koperasi Merah Putih. Program ini sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memperkuat ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan.
Comus kembali bertanya. Comus biasanya merujuk pada dua hal yang berbeda: tokoh klasik dan karya sastra. Sebagai kata benda, Comus adalah dewa pesta pora dan perayaan Yunani kuno. Ia sering digambarkan sebagai dewa muda, terkadang bersayap atau seperti satir, dan dikaitkan dengan dewa Dionysus.
Comus juga merupakan judul sebuah topeng, atau drama alegoris pendek, yang ditulis oleh John Milton. Topeng ini berpusat pada perdebatan antara seorang wanita yang berbudi luhur dan penyihir Comus, yang mewakili hedonisme dan kejahatan.
"Apakah aku tertipu? Ataukah awan hitam/akan menampakan awan lapisan Perak pada malam hari?" Rakyat menunggu dan berharap sebuah jawaban. Mengingat ketidakadilan ekonomi sudah sangat parah.
Kembali kepada pernyataan, Selo Soemardjan saat itu berkata bahwa, "Saya ingin mengingatkan para tokoh politik sekarang. Janganlah pengalaman yang tidak adil itu kini terulang kembali. Jangan melupakan jasa dan pengorbanan para mahasiswa! Merekalah yang berhasil mengubah sejarah Indonesia." I rmol
________________
Oleh: Jimmy H Siahaan, Eksponen Gema 77/78
COMMENTS