JAKARTA - Kursi Duta Besar RI untuk Amerika Serikat hingga kini masih kosong. Namun, proses pengisian jabatan strategis ini sudah memasuki tahap akhir.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto bersama sejumlah menteri telah membahas beberapa nama calon yang akan ditunjuk.
"Sudah ada beberapa nama yang sudah dibahas oleh Bapak Presiden dengan beberapa menteri terkait, dengan beberapa pihak terkait. Insya Allah secepatnya beliau akan ambil keputusan," ujar Prasetyo saat diwawancarai di Jakarta.
Saat ditanya mengapa posisi Dubes RI untuk AS belum juga diisi, Prasetyo meminta masyarakat untuk bersabar. Ia menegaskan bahwa keputusan akan segera diumumkan setelah melalui pertimbangan yang matang.
"Belum, mohon ditunggu dulu ya. Mohon ditunggu. Mohon ditunggu insya Allah secepatnya," ucapnya.
Menurut Prasetyo, terdapat empat hingga lima nama calon yang saat ini tengah dipertimbangkan oleh Presiden.
"Empat sampai lima nama lah," jawabnya ketika ditanya jumlah kandidat yang sudah disiapkan.
Lebih lanjut, Prasetyo mengungkapkan bahwa kriteria calon duta besar ke negara adidaya seperti Amerika Serikat tidak hanya mencakup kemampuan diplomasi, tetapi juga wawasan ekonomi dan pengalaman internasional yang mumpuni.
"Banyak hal ya. Kemampuan berdiplomasi, kemudian juga kemampuan ekonomi dalam menjaga hubungan dagang kita dengan mereka. Banyak faktornya. Pengalaman tentunya. Pengalaman juga penting," jelasnya.
posisi Dubes Indonesia untuk AS telah kosong selama hampir dua tahun, setelah Rosan Roeslani menyelesaikan tugasnya pada 17 Juli 2023.
Rosan lalu mendampingi calon presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) dalam Pemilu 2024.
Selanjutnya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo melantik Rosan sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Istana Negara, pada bulan Agustus 2024.
Rosan menggantikan posisi Bahlil Lahadalia yang saat itu dilantik kembali sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Kekosongan posisi ini menjadi penting karena AS merupakan salah satu mitra strategis utama Indonesia di bidang politik, ekonomi, pertahanan, dan pendidikan.
Hubungan diplomatik yang kuat antara kedua negara membutuhkan keberadaan seorang duta besar sebagai perwakilan tertinggi diplomasi Indonesia di Washington D.C.
Selama kekosongan ini, tugas-tugas kedutaan besar dijalankan oleh Kuasa Usaha Ad Interim (Chargé d'Affaires). Namun kapasitas ini terbatas dibandingkan peran strategis seorang duta besar penuh.
Penunjukan duta besar baru biasanya melalui proses seleksi di Kementerian Luar Negeri dan persetujuan dari Presiden serta uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR RI. I tar
COMMENTS