SANA'A - Lebih dari 30 orang dilaporkan tewas dan sedikitnya 80 lainnya luka-luka akibat serangan udara Amerika Serikat yang menargetkan pelabuhan minyak Ras Isa di Yaman, pada Jumat, 18 April 2025.
Serangan ini merupakan bagian dari kampanye udara intensif yang diluncurkan AS sejak pertengahan Maret terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran.
Komando Pusat Militer AS (CENTCOM) mengonfirmasi operasi tersebut dan menyatakan bahwa serangan itu bertujuan untuk menghentikan aliran pendapatan minyak yang digunakan oleh kelompok Houthi untuk membiayai operasi militernya di kawasan.
“Pasukan AS mengambil tindakan untuk menghilangkan sumber bahan bakar bagi teroris Houthi yang didukung Iran dan merampas pendapatan ilegal yang telah mendanai upaya Houthi untuk meneror seluruh wilayah selama lebih dari 10 tahun,” demikian pernyataan CENTCOM, seperti dimuat Reuters.
“Serangan ini tidak dimaksudkan untuk menyakiti rakyat Yaman, yang benar-benar ingin melepaskan diri dari penindasan Houthi dan hidup damai,” tambahnya.
Namun, kelompok Houthi mengecam keras serangan tersebut. Dalam pernyataan resmi yang disiarkan oleh kantor berita SABA, mereka menyebut serangan sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Yaman dan menyasar fasilitas sipil vital.
“Agresi yang sama sekali tidak dapat dibenarkan ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan kemerdekaan Yaman dan penargetan langsung seluruh rakyat Yaman,” ujar pernyataan Houthi.
Houthi menyebut serangan AS kali ini menargetkan fasilitas sipil vital yang telah melayani rakyat Yaman selama beberapa dekade.
Rekaman yang ditayangkan oleh saluran berita al-Masirah memperlihatkan dampak brutal dari serangan tersebut, termasuk mayat-mayat berserakan dan kobaran api yang besar.
Kebakaran hebat terdeteksi oleh satelit NASA di area pelabuhan pada Jumat pagi.
Pelabuhan Ras Isa, yang terletak di provinsi Hodeida di sepanjang Laut Merah, merupakan salah satu titik strategis bagi kegiatan minyak di wilayah tersebut.
Meski ekspor minyak dari Yaman telah lama terhenti akibat konflik berkepanjangan, pelabuhan ini tetap digunakan oleh Houthi untuk mendatangkan minyak.
Serangan ini juga terjadi dalam konteks meningkatnya ketegangan regional, termasuk eskalasi antara Israel dan kelompok Houthi, serta upaya AS untuk menekan Iran terkait program nuklirnya.
Departemen Luar Negeri AS sebelumnya memperingatkan negara atau entitas komersial agar tidak memasok minyak ke pelabuhan yang dikuasai Houthi.
Kampanye udara yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump menandai perubahan pendekatan signifikan dibandingkan pemerintahan sebelumnya, dengan sasaran tidak hanya lokasi peluncuran rudal, tetapi juga personel berpangkat tinggi dan infrastruktur strategis Houthi. I rm
COMMENTS