
Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Omi Komaria Madjid, istri mendiang Cak Nur. Dalam sambutannya, Bu Omi mengenang momen sederhana namun penuh makna bersama Cak Nur. Beliau menceritakan bagaimana Cak Nur, sepulang ke rumah, sering menarik tangannya sambil menanyakan kabar tetangga sekitar. Pada suatu saat, Cak Nur bertanya, “Tau gak, apa bacaan pertama dan terakhir dalam shalat?” Takbir di awal salat, menurut Cak Nur, mengajarkan kita untuk hanya mengingat Allah. Sementara salam di akhir salat mengajarkan kita untuk kembali menengok dunia sekitar, memperhatikan mereka yang membutuhkan. Dari penggalan cerita ini, Bu Omi menegaskan bahwa silaturahmi adalah bagian dari spiritualitas sosial yang diajarkan Cak Nur.






Sambutan berikutnya datang dari Ibu Sri yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan-kegiatan Nurcholish Madjid Society. Semangat yang beliau bawa menjadi tambahan energi positif bagi komunitas ini untuk terus bergerak dalam spirit intelektual dan sosial yang inklusif.
Ahmad Gaus kemudian mempersembahkan sebuah puisi berjudul “Negeri Para Demagog”. Puisinya menggambarkan bagaimana Indonesia diciptakan dalam keadaan penuh senyuman Tuhan, subur dan indah, namun kemudian tertutup kegelapan akibat kejahatan seperti korupsi dan ketidakadilan. Dalam akhir puisinya, ia mengingatkan pentingnya tidak berdiam diri, melainkan terus berjuang untuk perubahan yang lebih baik.
Sesi tausiah Halalbihalal disampaikan oleh Kang Yudi Latif. Beliau mengawali tausiah dengan mengutip doa khas Idul Fitri, minal ‘aidin wal faizin, yang bermakna kemenangan. Menurutnya, kemenangan yang dirayakan ini memiliki sisi ambigu, karena di balik perayaan Idul Fitri, kita masih melihat berbagai problematika bangsa. Mengutip QS Hud: 117, Kang Yudi mengingatkan bahwa selama ada upaya perbaikan di tengah masyarakat, harapan tetap ada. Ia menekankan perlunya kembali kepada fitrah: fitrah biologis untuk memenuhi kebutuhan hidup secara layak, fitrah insaniyah untuk menghidupkan nilai etis, logis, dan estetis, serta fitrah sosial yang mendukung terciptanya lingkungan masyarakat yang sehat dan adil. Ia juga mengajak agar perlawanan terhadap keburukan ditransformasikan menjadi energi kreativitas yang membangun.
Acara Halalbihalal dan Silaturahmi NCMS ini ditutup dengan testimoni dari para alumni Sekolah Kader Muballig dan Sekolah Pikiran Cak Nur. Mereka berbagi pengalaman tentang bagaimana nilai-nilai Cak Nur membentuk perspektif mereka terhadap keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan. Melalui kegiatan ini, NCMS kembali mengukuhkan komitmennya untuk terus memperjuangkan integritas diri dan sosial di tengah dinamika zaman.(konf/https://majulah-ijabi.org/idul-fitri-dan-spirit-memperkokoh-integritas-diri/)
COMMENTS