KONFRONTASI- Kaum muda, generasi Z (gen-Z) dan kaum milineal harus mengembangkan daya/kemampuan literasi dan memperkuat pembelajaran dalam merespon arus informasi digital yang semakin dahsyat dan membanjir di media sosial dan dunia cyber di tengah ketidakpastian zaman ini. Hal ini penting agar identitas pemuda yang punya karakter baik dan akal sehat tidak tergerus , tidak mengalami distorsi dan peluruhan.
Demikian pandangan yang berkembang dalam seminar Sociology Day dengan tema “Digital Culture and Social Change: Understanding the Impact of Social Media on Youth Identity” oleh Himpunan Mahasiswa Sosiologi Universitas Nasional Jakarta, Periode 2024/2025. Seminar ini dibuka oleh Kaprodi Sosiologi UNAS Dr. Andi Achdian, M.Si, dengan moderator Gratia Wing Artha MS serta para panelis yakni Herdi Sahrasad (pengajar Sekolah Pasca Sarjana Universitas Paramadina), dosen Fisip UNAS Dr. Qonitah Basalamah, M.Si dan Prasasti Dewi MSi (mahasiswa PhD Kebijakan Publik UI).
Para panelis mengatakan, masyarakat saat ini cenderung sangat bergantung
pada teknologi seperti internet, media sosial, gadget, dan sebagainya.
Sementara Revolusi AI (artificial intelligence) dirasakan membuat perubahan yang cepat
dan membuat sebagian anak-anak muda
serta masyarakat cenderung ‘’diperdaya’’ teknologi informasi-komunikasi.
‘’Sebagian anak muda pun malas berpikir, dan berbagai survey menunjukkan untuk sebagian
besar hal itu disebabkan daya literasi
mereka rendah atau IQ- nya rendah,’’ kata Herdi.
Herdi mengungkapkan pelbagai studi menunjukkan pada 2014 pengguna media sosial di dunia ini adalah sebanyak 1,9 miliar dan terus mengalami peningkatan sehingga pada 2023 mencapai 4,8 miliar pengguna .
''Mengacu pandangan Manuel Castells yang menjelaskan tentang bagaimana teknologi komunikasi-informasi dan kapitalisme informasi makin pesat, kekuasaan di masyarakat kontemporer pun bisa dioperasikan melalui jaringan untuk mengendalikan dan menguasai rakyat, sementara di sisi lain berkembangnya masyarakat digital kian tak terelakkan dengan segala implikasi dan dampaknya,''ujar Herdi.
Dr. Qonitah Basalamah,dan Prasasti Dewi mengungkapkan bahwa: ‘’ kaum terpelajar dan gen-Z jangan sampai mengalami involusi abad informasi, namun harus kreatif dan belajar serius untuk menghadapi Hoax dan luberan informasi yang membanjir, dan jangan telan mentah begitu saja info media sosial, harus pakai nalar dan bersikap kritis.''
'Ketiga penalis mengakui , Masyarakat digital umumnya padat teknologi dan padat modal, sehingga golongan miskin/lemah termasuk kaum mudanya di lapisan bawah yang tak mampu menjangkau, kian marginal. '' Dan mudah tersingkir, tertinggal,’’ kata ketiga panelis
COMMENTS