JAKARTA - PT SSE merilis kendaraan angkut personel lapis baja (APC) 4x4, P2 Tiger untuk memenuhi kebutuhan operasional Angkatan Darat Indonesia. Kendaraan dengan bobot 18 ton itu tidak hanya digunakan untuk memperkuat kemampuan pertahanan nasional, tetapi juga ditargetkan untuk merambah pasar ekspor.
P2 Tiger dirancang untuk mengangkut hingga 10 personel dalam berbagai konfigurasi, termasuk untuk misi transportasi logistik, pos komando, hingga kendaraan tempur infanteri.
Kendaraan tersebut dilengkapi dengan perlindungan balistik dan ranjau sesuai standar STANAG 4569, yang dapat disesuaikan dengan berbagai tingkat perlindungan, mulai dari level 2 hingga level 4.
"P2 Tiger merupakan pencapaian besar bagi PT SSE. Pengembangan ini melibatkan teknologi terkini, dan kami berfokus pada kemitraan yang erat dengan mitra internasional untuk mempercepat proses produksi dan integrasi," ujar CEO PT SSE Eka Suryajaya dikutip dari siaran pers, Kamis (23/1).
Salah satu komponen utama dalam pengembangan P2 Tiger adalah platform mobilitas Celeris yang disediakan oleh Texelis, perusahaan asal Prancis yang berpengalaman dalam merancang sistem mobilitas untuk kendaraan militer.
Direktur Teknologi PT SSE Yusuf Nurdin menjelaskan, Texelis dipilih karena keahlian mereka dalam mengembangkan kendaraan lapis baja seperti Serval untuk Angkatan Darat Prancis.
"Celeris menawarkan solusi mobilitas yang sangat tepat untuk P2 Tiger, dengan peningkatan manuverabilitas, daya dukung, dan perlindungan yang lebih baik," terangnya.
P2 Tiger juga membawa dampak signifikan bagi industri pertahanan Indonesia. Sebagai kendaraan buatan Indonesia, P2 Tiger mendukung strategi Kementerian Pertahanan RI untuk meningkatkan kandungan lokal dalam produksi alutsista.
"P2 Tiger adalah contoh nyata dari transfer teknologi yang berhasil, memperkuat kemampuan manufaktur Indonesia sekaligus membuka peluang ekspor ke pasar global," ujar Yusuf Nurdin.
P2 Tiger dilengkapi dengan mesin Cummins 375hp berkapasitas 8,9 liter, transmisi otomatis 6-kecepatan dari Allison, serta gandar yang diproduksi oleh Texelis.
"Kolaborasi ini memungkinkan kami untuk menghadirkan kendaraan dengan kinerja tinggi dalam waktu yang sangat singkat, berkat keberadaan komponen-komponen yang telah terbukti di kendaraan Serval," kata CEO Texelis Jean Vandel.
P2 Tiger telah menjadi salah satu proyek yang paling cepat dikembangkan di PT SSE, dengan pengembangan prototipe pertama hanya memakan waktu satu tahun sejak penandatanganan kontrak pada 2024.
"Kecepatan pengembangan ini sangat luar biasa. Kami bisa mengirimkan kit pertama ke PT SSE dalam waktu kurang dari 4 bulan, yang menunjukkan betapa efisiennya proses kerja kami dengan PT SSE," tambah Vandel.
Sebagai kendaraan lapis baja pertama yang dikembangkan dengan solusi mobilitas Celeris, P2 Tiger juga dirancang untuk mendukung interoperabilitas dengan kendaraan militer negara lain, termasuk Angkatan Darat Prancis.
Hal itu juga memperkuat hubungan kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Prancis, yang akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik pada tahun 2025. Dukungan penuh dari pihak-pihak terkait, termasuk Kedutaan Besar Prancis dan Kementerian Pertahanan Indonesia, turut memfasilitasi pengembangan P2 Tiger.
Ke depan, PT SSE berharap P2 Tiger tidak hanya akan memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga dapat menembus pasar ekspor, khususnya di negara-negara yang membutuhkan kendaraan lapis baja berteknologi tinggi. Dengan kemitraan yang semakin erat dengan Texelis, PT SSE siap untuk membawa kendaraan ini ke tingkat yang lebih tinggi, baik dari segi performa maupun kemampuan produksi. I rm
COMMENTS