KONFRONTASI- Selasa 12 Desember 2023. Di depan enam Dewan Juri, Delphine Alles (Ketua, SciencesPo/Inalco Paris), Karima Direche (CNRS), Jérôme Samuel (Inalco/IRASEC), Jérémy Jammes (SciencesPo Lyon), Stéphane Lacroix (SciencesPo), Rémy Madinier (promotor, CNRS/ENS Lyon), saya mempertahankan disertasi berjudul « La genèse d’un Islam du juste milieu en Indonésie: histoire et portée de l’institutionnalisation d’une notion ambiguë » dalam bahasa Perancis setebal 351 halaman. Fokus studi saya adalah institusionalisasi istilah Islam Wasatiyah di Indonesia dalam kontek politik sosial keagamaan di tingkat nasional dan internasional. Setelah 3,5 jam (mulai pukul 12.00 -15.30 waktu Paris atau 18.00-21.30 WIB), Dewan Juri memutuskan saya lulus dan berhak menyandang gelar “Docteur (Dr)” atau PhD di bidang sejarah-ilmu sosial dari perguruan tinggi Perancis.
Disertasi saya, alhamdulillah, diapresiasi secara positif oleh Dewan Juri (novelty, metodologi, penulisan) dan disarankan untuk dikembangkan lagi dalam riset lanjutan (pos doktoral) dan diterbitkan juga dalam bahasa selain Perancis (Inggris dan Indonesia). Meski demikian, tak ada gading yang tak retak, disertasi saya dianggap terlalu pendek dalam tradisi penulisan sejarah dan ilmu sosial di Perancis (yang biasanya rata-rata lebih dari 500 lebih, bahkan hingga 1500 halaman).
Selain itu, latar belakang sosial keagamaan saya sebagai “aktivis yang terlibat” juga menimbulkan pertanyaan posisi saya sebagai peneliti terhadap objek kajian. Meskipun tulisan Bahasa Perancis saya dianggap mengalir, enak, dan asyik dibaca, penguji (yang semuanya Perancis totok) itu masih menjumpai diksi dan penulisan yang kurang tepat (coquilles, faute de langue). Saya terima kritik dan masukan itu dengan senang hati. Namun, disertasi saya diterima tanpa revisi.
Saya mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan, dorongan, nasihat, dan sekaligus desakan dari semua pihak dalam penyelesaian disertasi ini. Penghormatan tinggi juga saya haturkan kepada semua pihak yang membantu baik moril, intelektuil, maupun materil setiap langkah dan tahap mulai dari riset dokumentasi dan riset lapangan di Paris, Belanda, Jakarta, Surakarta, Yogyakarta, Medan, Padang, Makassar, dan Manado hingga sidang— yang karena saking banyaknya tak bisa saya sebut satu persatu, tetapi wujud disertasi ini adalah rekam jejak jasa baik mereka yang tak terhingga.
Alhamdulillah, wa syukru lillah.
Andar Nubowo dari Perancis
COMMENTS