Lalu Waktu
oleh Yudi Latif
Saudaraku, pergantian tahun hanyalah pergeseran bilangan; tak serta merta membawa substansi baru.
Betapapun, kedatangan tahun baru menerbitkan fajar kesadaran betapa cepat kilatan waktu berlalu, melewati kita dlm tumpukan masalah yg tertinggal di masa lalu.
Degup jantung kita ibarat detak waktu, yg setiap detiknya mengabarkan kehilangan dan penantian. Yang berlalu adalah kekinian yg lekas silam. Yang mendatang, kekinian yg lekas menjemput.
Waktu adalah milik kita yg paling berharga. Dalam kaidah ekonomi, makin jarang sesuatu dan makin sering digunakan, maka akan semakin bernilai. Emas, misalnya, cadangannya terbatas, ttp banyak digunakan, maka nilainya sangat tinggi. Kebanyakan hal yg bisa dimiliki bisa diisi ulang. Cadangan berlian dan emas bisa ditemukan, uang bisa dicetak kembali, ttp tidak dgn waktu. Waktu yg hilang tak tergantikan. Peribahasa ”waktu adalah uang” tak sepenuhnya tepat. Waktu, sbg sumber daya paling jarang, lebih berharga drpd uang.
Dalam penggunaan waktu juga berlaku prinsip ”opportunity costs”. Bahwa apa pun yg kita pilih utk diperbuat berisiko hilangnya kesempatan melakukan hal lain. Dgn uang, kita memiliki pilihan konservatif menyimpannya di bank, ttp tidak dgn waktu. Kita mengeluarkan waktu setiap saat. Kita ”adalah jam yg setiap saat waktu berkata sendiri”, ujar Shakespeare.
Sebuah sekte rahasia menciptakan tanda peringatan ttg pentingnya waktu di ruang bawah tanah Gereja Santa Maria della Concezione, di puncak Stupa Spanyol di Roma. Pada lantai ruangan biarawan Capuchin, di kaki gundukan tulang-belulang manusia, tertulis sebuah inskripsi, "Siapa kamu sekarang, merekapun pernah sepertimu. Siapa mereka sekarang, kamu pun seperti mereka kelak."
Setiap orang pasti pulang. Sebaik-baik pemudik adalah mereka yg bisa kembali dgn meninggalkan berkah bagi yg ditinggalkan.
Nabi Muhammad mengingatkan, ”Sekiranya engkau tahu kiamat terjadi esok hari, sedang di genggaman tanganmu ada benih, maka tanamkanlah.”
Seorang muda bertanya pada syekh tua yg sedang menanam pohon. ”Untuk apa menanam sesuatu yg tuan sendiri tak akan menikmati buahnya? Syekh itu menukas, ”Apakah yg kamu makan adalah hasil yg kau tanam sendiri?”
https://www.instagram.com/reel/C1flr8nypmC/?igsh=MXRrZWhtbWp4YjFqcQ==
COMMENTS