KONFRONTASI- Suko Sudarso, mantan Komandan Barisan Soekarno 1966-1967 mengingatkan kepada kita semua bahwa situasi-kondisi negara dan bangsa kita sangat sulit karena tidak berdaulat di era reformasi ini.
''Kita harus bisa mewujudkan kedaulatan negara dan bangsa dengan kembali ke cita-cita Proklamasi 1945, Trisakti Soekarno dan Reformasi Agraria. Saya ingatkan kembali pesan Bung karno bahwa perjuanganku melawan penjajah asing lebih mudah daripada perjuangan kalian karena melawan penjajahan oleh elite bangsa sendiri yang membuat sistem dan undang undang serta kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat banyak,''kata Suko Sudarso, mantan Komandan Barisan Soekarno 1966-1967dalam konsolidasi nasional di Aula Gedung DPP-GBN Jl. Penjernihan I No. 50 Pejompongan Jakarta Pusat.
Suko Sudarso, tokoh GMNI alumnus Fisika Teknik ITB berpesan kepada semua capres dan tokoh bangsa dewasa ini agar tersentuh pikiran, jiwa dan hatinya untuk berjuang menegakkan kedaulatan negara bangsa keluar dan ke dalam agar NKRI dan bangsa ini selamat. Suko Sudarso menyampaikan pesan itu kepada semua anak bangsa yang berjiwa nasionalis dan patriotis.
Menurutnya, seluruh kaum nasionalis (sekuler dan agamis) di Indonesia harus solid, bersatu dan berjuang bersama untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi 1945, Trisakti Soekarno dan Reformasi Agraria demi tegaknya keadilan sosial di Indonesia yang kini penuh korupsi dan ketergantungan pada asing.
Pesan itu disampaikan Suko Sudarso yang berbicara bersama budayawan Erros Djarot, politikus Pataniary Siahaan, Dimy Haryanto, dan Palar Batubara
''Bersatu kita kuat, kita kuat karena bersatu. Seruan Bung Karno, Pemimpin Besar Revolusi (PBR) ini, rasanya harus kita yakini sebagai amanat yang perlu kita hidupkan kembali dalam jiwa dan pikiran kita. Amanat PBR ini perlu kita jadikan pegangan bersama dalam menggalang kembali kekuatan kaum Nasionalis-Marhaenis, dan sekaligus menjadi pintu kita bersama untuk kembali pada jati diri kita sebagai barisan terdepan pengemban cita-cita revolusi 1945,'' demikian sikap mereka disampaikan .
'' Kita harus melakukan konsolidasi menyatukan kekuatan kaum Nasionalis-Marhaenis dari semua golongan kebangsaan dan agama, dalam kesadaran revolusioner yang mencerahkan,'' ujar Suko Sudarso, tokoh GMNI ITB.
Menurut Erros Djarot dan Dimy dan Palar,bila selama ini kita saling terpisah dan dipisahkan oleh sikap ignoran sebagai kader Marhaenis yang rapuh dan mudah terpecah belah, kehadiran pasangan Ganjar Pranowo- Mahfud M.D yang maju pada Pilpres 2024, bisa kita jadikan momentum menyatukan kembali kekuatan kaum Nasionalis-Marhaenis untuk kembali dalam satu barisan rakyat yang progresiv revolusioner
(berbagai sumber/kf)
COMMENTS