KONFRONTASI- Konflik Rempang Eco City di Pulau Rempang, Batam, Kepualauan Riau menarik perhatian masyarakat.Tokoh bangsa/ekonom senior sekaligus tokoh perubahan Indonesia Dr. Rizal Ramli turut berpendapat bahwa polemik yang terjadi di Pulau Rempang adalah karena Investasi Uber Alles atau investasi di atas segalanya. Investasi China itu melanggar hak-hak asasi rakyat dan berpotensi besar merusak lingkungan, serupa kolonialisasi ala VOC ketika masa penjajahan Belanda. .
''Investasi Uber Alles', semuanya demi investasi dengan mengabaikan Hak-Hak Rakyat, Hak-Hak Adat, Hak2 Asasi Manusia, kerusakan lingkungan," ungkap Rizal Ramli.
"Itu mah namanya bukan investasi den, itu mah ‘ kolonialisasi’ ala VOC ! Itu bertentangan dengan Undang2. Harus dilawan," tegas Menko Ekuin Presiden Gus Dur itu.
Dalam status twitternya @RamliRizal pada Selasa (12/9/2023), Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia menilai investasi yang melanggar hak-hak dasar, hak-hak asasi rakyat itu tidak bisa dibenarkan, itu suatu pelanggaran berat.
Karena investasi itu,menurutnya, mengabaikan hak-hak rakyat dan Hak Asasi Manusia (HAM) hingga kerusakan lingkungan.
Sehingga ditegaskannya, konflik rempang yang senyatanya bermula dari penguasaan lahan kepada para investor dalam pembangunan Rempang Eco City itu bukan investasi.
Terlebih mengenai soal bentrokan yang terjadi antara aparat Kepolisian dan masyarakat Melayu di sana.
Pro dan kontra disampaikan masyarakat lewat media sosial terkait polemik yang terjadi.
Sebagian besar menilai aksi represif yang dilakukan aparat sangat tidak tepat.
Namun tidak sedikit yang menilai masyarakat harus mendukung pemerintah, khususnya dalam pengembangan Rempang Eco City yang menjanjikan banyak peluang ekonomi.
(sumber2/kf)