KONFRONTASI- Tokoh nasional/ begawan ekonomi Rizal Ramli (RR) sangat anti-kekerasan, anti politik balas dendam dan berpihak pada rakyat banyak dan pendekatan damai, sehingga dia mau bersikap buka-bukaan terkait dengan pengalamannya menjadi seseorang yang vokal dalam mengkritik Joko Widodo alias Jokowi.
Dirinya mengatakan bahwa kepala negara tersebut memiliki caranya sendiri dalam membalas
Menurut, berdasarkan pengalaman yang pernah didapatnya, Jokowi memiliki teknik yang berbeda dengan Soeharto.
Menurut Rizal, Jokowi adalah sosok pendendam yang sifatnya pribadi bukan karena sistem. Ini berbeda dengan Suharto.
Sementara Suharto, kata Rizal Ramli, dendamnya bersifat ideologis yaitu tidak suka dengan komunis. Sehingga orang komunis dihabisi.
"Dendamnya Jokowi itu pribadi sifatnya bukan sistem. Kalau Pak Harto ideologis. Dalam arti kata dia anti komunis, sikat, babat, penjarain, tembak," ujar Rizal Ramli dikutip dari YouTube
Yang kedua, dendam Suharto kepada lawan politiknya berdasarkan sistem. Menurut Rizal Ramli, Suharto sadar membangun sistem otoriter di Indonesia."Siapa ga suka sistem otoriter, seperti kita mahasiswa mau Indonesia demokratis, ya dibabat," ujar mantan Menko Bidang Kemaritiman.
Artinya, jelas Rizal Ramli, Suharto membabat lawan politiknya bukan karena personal kebencian pribadi tapi karena sistem
"Nah kalau kawan kita Panda Nababan, Mas Jokowi, dia personalize. Misal sama gua, dicari titik lemah kita, kan dia bingung, dikerahkan buzzer, influencer," tutur Rizal Ramli
Rizal Ramli mengaku jika mengkritik Jokowi lewat Twitter, saat itu juga puluhan ribu buzzer menyerangnya dengan kata-kata makian. Gaya Jokowi ini disebut Rizal Ramli dengan istilah nabok nyilih tangan.