.

Rizal Ramli dan Aktivis Pergerakan Mengenang HJ Princen, Seorang Pejuang HAM di Tengah Long March


KONFRONTASI- Tokoh nasional DR Rizal Ramli (RR)  mengatakan HJ Princen adalah pejuang HAM yang tangguh, seorang nasionalis berdarah Belanda yang berjuang untuk Indonesia agar bebas dari kolonialisme.
RR, aktivis Yus Sumadipraja, Indro Tjahjono, JUmhur Hidayat, Satya Dharma, Iwan Sumule,Desyiana   dkk,  bergambar bersama Audience setelah acara memperingati kiprah HJ.Princen dalam Sejarah Indonesia di Sekertariat ProDEM, Senin, 21 November 2022..




 Oleh: Hendi Jo

“…Dua setengah bulan ikut menyusuri jarak 600 km dengan kaki telanjang dan melihat desa-desa dibakar pesawat Belanda, meyakinkanku bahwa kecanggihan dalih-dalih, tentara terlatih,kesombongan, gengsi diri berlebihan adalah sebab dari semua pembunuhan itu berlangsung…,” (JC. Princen dalam Gerilya yang Tak Pernah Selesai)

JAKARTA 19 tahun yang lalu. Lelaki sepuh itu menyorongkan selembar foto usang kepada saya. Ia lantas menunjuk gambar seorang bule muda berwajah tampan yang tengah diapit oleh beberapa petarung belia Siliwangi. “ Ini aku waktu ikut bergerilya bersama Siliwangi di hutan-hutan Cianjur,” ujarnya sambil tersenyum Jan Cornelis Princen bisa jadi adalah satu-satunya orang Belanda yang dihormati sekaligus dicintai oleh anak-anak Siliwangi.






Photo bersama Narasumber dan Audience setelah acara memperingati kiprah HJ.Princen dalam Sejarah Indonesia di Sekertariat ProDEM, Senin, 21 November 2022..






JANJI PONCKE KEPADA CHAIRIL. 

Pasar Senen, Jakarta di era berlakunya Perjanjian Renville (1948) merupakan wilayah Belanda. Kendati jatuh bergantian ke tangan penguasa yang berbeda, sejak 1930-an, kawasan itu tetap menjadi tempat nongkrong yang nyaman bagi para jago, seniman, pedagang barang bekas dan tukang catut. Di tahun 1940-an, Pasar Senen bahka kerap menjadi tempat bertemunya para mahasiswa pejuang kemerdekaan.

“Pada mulanya, para mahasiswa pejuang tersebut datang ke Senen untuk menjual atau membeli buku ke toko loak "Nasution" (yang) terletak di belakang Bioskop Grand,” ungkap Misbach Yusa Biran dalam Keajaiban Pasar Senen.

Chairil Anwar termasuk seniman yang kerap mangkal di Pasar Senen. Menurut Hasan Aspahani dalam Chairil Anwar: Sebuah Biografi, selain memang Pasar Senen sudah menjadi tempat tongkrongan favoritnya sejak zaman Jepang, secara jarak, kawasan itu memang tidak terlalu jauh dari kantornya di Gunung Sahari.

“Sejak Januari 1948, Chairil Anwar bekerja sebagai pengelola majalah Gema Suasana,” ungkap Hasan.

Hampir setiap malam, Chairil kerap menghabiskan waktu di kedai-kedai Pasar Senen yang banyak terdapat dalam gang-gang-nya. Bersama sesama seniman dan pengunjung kedai, Chairil kerap mendiskusikan apapun termasuk soal-soal filsafat.

Salah seorang kenalan Chairil adalah seorang serdadu Belanda dari Divisi 7 Desember. Namanya Kopral J.C. Princen alias Poncke. Dia merupakan kawan akrab dari Dolf Verspoor, wartawan Belanda yang menjadi kolega Chairil di Gema Suasana. Bersama Dolf, hampir tiap malam juga Poncke Princen menghabiskan waktu dengan mengobrol  bersama para seniman Pasar Senen.

“Kami tidak saja membicarakan tentang kemerdekaan…tetapi juga tentang agama, tahayul dan hukum alam,” kenang Princen dalam otobiografinya Kemerdekaan Memilih.

Pada suatu malam, Poncke baru saja datang ke kedai saat tetiba Chairil mendatanginya. Dengan agak malu-malu, Chairil meminta Poncke membacakan puisi Karawang-Bekasi yang baru saja dibuatnya. Sang seniman tahu bahwa Poncke diam-diam menyimpan simpati kepada perjuangan kemerdekaan kaum republik sehingga bisa jadi dia berpikir anak muda Belanda itu merupakan “sasaran empuk” untuk menjadi obyek propaganda-nya.

“Sajak ini sangat bagus…” ujar Poncke usai membaca Krawang-Bekasi.

Namun tidak hanya memuji, Poncke juga mengkritik posisi Chairil Anwar yang dia anggap “tidak cukup bertanggungjawab” terhadap sikap nasionalisme-nya.

“Memang enak duduk-duduk di rumah sambil menulis-nulis dan menyerahkan pada orang lain guna menyelesaikan pekerjaan berat ini. Apa kalian memang hebat untuk tidak berkelahi?” ujar Poncke.

Tentu saja, pernyataan nakal Poncke membuat wajah sang seniman dan kawan-kawan republik-nya merah padam. Mereka pun balik mengeritik Poncke yang seolah sudah merasa cukup nyaman hanya dengan memiliki rasa simpati terhadap perjuangan orang-orang republik.

“Kalau kau memang lebih tahu, apa yang kau kerjakan di sini sekarang? Apa kau lebih baik dibandingkan orang Jepang atau orang Jerman?” jawab Chairil dalam nada tajam.

“Bila aku tidak bisa berbuat lain lagi, maka aku akan aktif berada di pihak kalian, karena aku pikir kalian ini yang benar,” ujar Poncke.

“Apa ini berarti bahwa kamu akan menjadi musuh dari kawan-kawanmu, orang Belanda?” tanya Chairil lagi.

“Bukankah kalian semua adalah kawanku?Apakah seorang Belanda yang mati lebih buruk dari seorang Indonesia yang mati?” jawab Poncke.

Sontak semua terdiam...

Hampir delapan bulan kemudian setelah perdebatan panas itu, pada 28 April 1949 Chairil Anwar meninggal muda (27 tahun) akibat komplikasi. Sementara itu saat hari duka tersebut, Poncke Princen tengah menyabung nyawa melawan kawan-kawan sebangsanya di hutan-hutan Sukabumi dan Cianjur. Janji yang diucapkannya kepada Chairil di Pasar Senen untuk aktif bergabung sebagai pejuang republik digenapi lelaki Den Haag itu secara sempurna. (hendijo)


 

 

Nama

EKBIS,3295,ENGLISH,1325,FEED,34140,FOKUS,4317,GLOBAL,8880,HIBURAN,1918,HUKUM,3197,IPTEK,3733,NASIONAL,13262,OLAHRAGA,2041,OPINI,1244,POLITIK,3380,PROMOTE,4,RAGAM,9380,RELIGI,670,Z,29306,
ltr
item
Konfrontasi: Rizal Ramli dan Aktivis Pergerakan Mengenang HJ Princen, Seorang Pejuang HAM di Tengah Long March
Rizal Ramli dan Aktivis Pergerakan Mengenang HJ Princen, Seorang Pejuang HAM di Tengah Long March
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhgNSx5ko8a4ljahI3RIRRIoNgSm9nir-nJA1VFCX2tXCpDfvxyFUYmyGp71WtgNxxW1GFU-IEr0wUPTN5IiIsuc_0EaVAhiNCGc6zjUcLpPMq30GdmLAdKgvXJNoV2GVPP4Dvx8VMFq2mbxZxRzdmJ4wtjpMMZ0TOOjiuMtub8UkF1EP_FzWLw4LO17w
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhgNSx5ko8a4ljahI3RIRRIoNgSm9nir-nJA1VFCX2tXCpDfvxyFUYmyGp71WtgNxxW1GFU-IEr0wUPTN5IiIsuc_0EaVAhiNCGc6zjUcLpPMq30GdmLAdKgvXJNoV2GVPP4Dvx8VMFq2mbxZxRzdmJ4wtjpMMZ0TOOjiuMtub8UkF1EP_FzWLw4LO17w=s72-c
Konfrontasi
https://www.konfrontasi.com/2022/11/rizal-ramli-dan-aktivis-pergerakan.html
https://www.konfrontasi.com/
https://www.konfrontasi.com/
https://www.konfrontasi.com/2022/11/rizal-ramli-dan-aktivis-pergerakan.html
true
7622946317735281371
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By HOME PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy