KONFRONTASI- Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (APTISI) terus berjuang melakukan penolakan Rancangan Undang-Undang (RUU) Sisdiknas. Mereka memprotes ke DPR-RI dan istana presiden serta mendikbud.
''Mulai bergerak kaum intelektual dan Rektor perguruan tinggi baik negeri maupun swasta ,bersatu dalam kegelisahan menghadapi rezim yang makin tak bersahabat dan tdk berpihak kepada Rakyat ,'' ungkap para rektor di lingkungan APTISI
Salah satunya dengan menggelar unjukrasa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Istana Negara, Selasa-Rabu, 27-28 September 2022 ini. Aksi diikuti oleh ratusan pengurus APTISI pust serta perwakilan dari APTISI se-Indonesia. Menurut Rektor Universitas Al-Asyariah Mandar, yang juga perwakilan dari Sulawesi Barat, Dr. Hj. Chuduriah Sahabuddin, aksi diawali sejak pagi dan berakhir pada Selasa petang
Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Seluruh Indonesia mengajukan keberatan atas terbentuknya Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi (LAM-PT). Hal itu dinilai LAM-PT berindikasi pada bisnis dan membebani Perguruan tinggi swasta.
Penasehat APTISI Wilayah II-B Lampung, Dr. Achmad Farich, dr., MM. mengatakan ada tiga tuntutan utama yang dilayangkan kepada pemerintah. "Pertama pembubaran LAM-PT karena saat ini menjadi lembaga akreditasi yang komersil, semuanya berbayar. Hal itu menjadi beban bagi perguruan tinggi swasta karena biaya besar yang harus dikeluarkan," kata Dr. Achmad Farich, Rabu (28/9/2022).
Kemudian yang kedua, ucap Dr. Achmad Farich, penghapusan uji kompetensi yang merupakan syarat kelulusan. "Kita meminta agar uji kompetensi itu dikembalikan lagi ke perguruan tinggi. Biarlah pihak kampus yang menentukan kelulusannya," ucap Dr. Achmad Farich yang juga Rektor Universitas Malahayati.
Yang ketiga, penghapusan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri di perguruan tinggi negeri. "Karena kita menilai prosesnya yang panjang untuk penerimaan mahasiswa. Karena kita menilai disitu ada celah untuk memperpanjang tahap penerimaan," ujarnya.
APTISI sudah membicarakan hal ini kepada DPR RI Komisi X. "Jika memang masih belum ada tanggapan kita akan melakukan aksi lebih besar lagi. Kami akan menggerakan mahasiswa yang ada di Universitas," kata Achmad Farich. (***)
COMMENTS