KONFRONTASI- Dengan krisis keuangan, ambruknya ekonomi rakyat dan beban utang Rp7000 trilyun akibat maraknya korupsi/KKN dan salahurus rezim Jokowi ini, bangsa kita butuh pemimpin yang mumpuni, humanis, tegas, berintegritas, punya rekam jejak, dan sableng serta kompeten mengatasi krisis ekonomi-politik, untuk menyelamatkan NKRI dari disintegrasi, krisis kepercayaan dan frustasi sosial di kalangan anak-anak bangsa dari Sabang- Merauke. Jika rezim Jokowi jatuh di tengah jalan, TNI dan civil society harus menyadari bahwa rezim Jokowi ini sudah disapu Siklus 20 tahunan dan rakyat bakal terus sengsara kalau tak ada perbaikan ekonomi, dan sikuls 20 tahunan terjadi 1945-1965/66 dan 1998 di masa lalu.. Rakyat membutuhkan sosok pemimpin dengan karakter/criteria itu yakni begawan ekonomi Rizal Ramli PhD untuk mengatasi krisis ekonomi, dan RR-lah ekonom senior yang mantan demonstran ITB yang berkorban di masa mudanya sebagai tokoh mahasiswa (bersama Heri Akhmadi dkk) sehingga dipenjara Orba Pak Harto. Rizal Ramli (RR) adalah tokoh nasional pasca kepeloporan legendaris tokoh mahasiswa Dr Hariman Siregar yang lahir dari kawah candradimuka kampus era Orde Baru dimana banyak tokoh mahasiswa pada dipenjara. RR akan dibantu ekonom senior Kwik Kian Gie, Prof Sri Edi Swasono PhD dll yang berjiwa Kebangsaan dan membela rakyat jelata vis-avis Oligarki tamak di Indonesia.
Demikian pandangan mahasiswa PhD UIN Syarif Hidayatullah Mohamad Asrori Mulky MA dan Direktur Lembaga Studi Sosial dan Strategi Umar Hamdani MA yang juga kyai muda nahdliyin dan alumnus STF Driyarkara Jakarta. Pandangan serupa disampaikan Nehemia Lawalata,tokoh GMNI Indonesia Timur dan peneliti/dosen senior Universitas Paramadina Dr Herdi Sahrasad yang tak tahan melihat derita rakyat kita.
‘’Tidak
ada gunanya dikotomi Jawa-Luar Jawa, bangsa kita membutuhkan tokoh pemimpin
rakyat yang mampu mengatasi krisis ekonomi dan kesengsaraan rakyat,’’ kata para
analis di atas secara senada. Isu
Sahrasad, Lawalata, Asrori dan Umar mengingatkan, Rakyat dan kaum mahasiswa dan kaum terpelajar harus menyadari bahwa pada masa pergerakan kemerdekaan pertentangan Jawa-luar Jawa seperti ini tidak pernah terjadi. Sulit dibayangkan peristiwa seperti Sumpah Pemuda 1928 dapat berlangsung apabila para tokoh saat itu membatasi diri dengan dikotomi Jawa-non Jawa.
JOKOWI: NGACA DIRI DONG
Gerakan mahasiswa dan masyarakat sudah mendesak Jokowi mundur daripada hanya menyengsarakan rakyat/bangsa kita. Dalam kaitan ini, tokoh nasional DR Rizal Ramli (RR) meminta/menyarankan Jokowi berkaca diri, dan mundur, karena terbukti tak mampu memecahkan masalah ekonomi-sosial bangsa ini.
‘’Mas Jokowi ngaca dong, Mas
Jokowi mawas dirilah, situ itu nggak mampu, saya kan kenal dekat situ.
Sudahlah, situ nggak mampu, sudahlah, wiw-wis, lebih baik mundur daripada
membuat raklyat dan bangsa ini sengsara,’’ tandas RR, Menko Ekuin Presiden Gus
Dur dan mantan demonstran ITB yang berkorban
di masa mudanya sebagai aktivis mahasisws dan dipenjara Orba Pak Harto
COMMENTS