Search

Mengenang Sutan Syahrir : Hari Ini Lebih 56 Tahun Lalu, si Bung Kecil Itu Meninggal di Swiss



 

KONFRONTASI- Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kalah pada AS. Syahrir dan kelompoknya mendesak Soekarno-Hatta agar mengambil momentum merebut kemerdekaan.

Sayang, Soekarno-Hatta memilih normatif dan menunggu pernyataan resmi Jepang. Saat itu telah terbentuk PPKI, atas restu Jepang. Proklamasi kemerdekaan juga sudah dijadwalkan.

Syahrir kecewa berat karena dengan mengikuti agenda Jepang, baginya kemerdekaan itu ibarat hadiah belaka.

Bersama-sama kawan pemuda radikal lain, Syahrir merancang operasi penculikan Soekarno-Hatta. Tanggal 16 Agustus 1945, keduanya diculik dan dibawa ke Rengasdengklok, Karawang.

Nama-nama tokoh yang merancang penculikan selain Syahrir adalah Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh. Mereka menyebut dirinya dari kelompok Menteng 31.

Soekarno dan Hatta diangkut ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00. Turut dibawa Fatmawati dan putranya Guntur yang masih kecil.

Sempat menolak desakan kaum pemuda radikal nasionalis, yang di sisi lain merencanakan gerakan perebutan kekuasan di Jakarta, Soekarno-Hatta akhirnya menyerah.

Tanggal 17 Agustus 1945, keduanya membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan RI yang disusun di Rengasdengklok.

Indonesia Merdeka berkumandang di Pegangsaan Timur 57

Syahrir ikut perkumpulan teater, aktif di banyak kegiatan, dan ia menjadi bintang sekolah. Di luar sekolah, ia aktif di pergerakan kaum nasionalis.


Pada 20 Februari 1927, ia mendirikan Jong Indonesia (Pemuda Indonesia), yang kemudian jadi motor utama Kongres Pemuda Indonesia I 1928.


Lulus AMS, ia melanjutkan pendidikan ke negeri Belanda. Syahrir memilih jurusan hukum di Universitas Amsterdam. Di kota inilah Syahrir serius mempelajari sosialisme.


Ia akrab dengan Salomon Tas, Ketua Klub Mahasiswa Sosial Demokrat Belanda, dan istrinya Maria Duchateau.


Kelak Syahrir menikahi Maria Duchateau, meski hanya sebentar. Dalam tulisan kenangannya, Salomon Tas menceritakan Syahrir muda yang mencari teman-teman radikal.


Anak Minang itu berkelana kian jauh ke kiri, hingga masuk ke kalangan anarkis yang mengharamkan segala hal berbau kapitalisme, dengan bertahan hidup secara kolektif.



Demi lebih mengenal dunia proletar dan organisasi pergerakannya, Syahrir pun bekerja pada Sekretariat Federasi Buruh Transprtasui Internasional.

Tapi ia juga aktif di Perhimpunan Indonesia di Belanda, yang ketika itu dipimpin Mohammad Hatta. Akhir 1931, Sutan Syahrir pulang ke tanah air, sebelum menamatkan belajarnya.


Syahrir terpanggil pulang setelah mendengar situasi politik di negerinya. Soekarno ditangkap, Partai Nasional Indonesia (PNI) dibubarkan.


Hatta dan Syahrir berunding, salah seorang dari mereka harus pulang. Syahrir merelakan diri, dan mengorbankan kuliahnya untuk menyelamatkan pergerakan.



Ia lantas menggerakkan kembali Partai Nasional Indonesia (PNI) Baru, disusul kepulangan Hatta pada Agustus 1932. Syahrir juga konsisten di pergerakan buruh, dan Mei 1933, ia jadi Ketua Kongres Kaum Buruh Indonesia.


Di tangan Hatta-Syahrir, PNI Baru ini dianggap lebih radikal, ketimbang masa Soekarno sebelumnya. Jika Soekarno mengandalkan mobilisasi massa, maka Hatta-Syahrir mendidik kader menjadi siap gerak ke arah revolusioner.


Februari 1934, pemerintah kolonial Belanda menangkap, memenjarakan, Hatta, Syahrir dan elite nasionalis lain ke Boven Digoel. Setahun di sana, Hatta dan Syahrir dipindahkan ke Banda Neira, menjalani pembuangan selama enam tahun.


Ketika balatentara Nippon menyapu Asia, Hatta dan Syahrir kembali bergerak di Jawa. Tak kapok, keduanya bersama tokoh lain kembali memimpin pergerakan kemerdekaan.


Kali ini Hatta dan Syahrir agak bersimpang jalan. Bersama Soekarno, Hatta memilih politik kerjasama (kooperatif) dengan Jepang.


Sementara Syahrir menolak, dan membangun jaringan bawah anti-fasisme. Ia yakin Jepang takkan menang perang, karena itu rakyat Indonesia harus siap mengambil peluang merebut kemerdekaan.



Keyakinan Syahrir menemukan jalannya ketika Jepang perlahan mengalami kekalahan di berbagai front setelah sukses menyapu Asia sejak politik ekspansi mereka dimulai 1942.  

Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kalah pada AS. Syahrir dan kelompoknya mendesak Soekarno-Hatta agar mengambil momentum merebut kemerdekaan.


Sayang, Soekarno-Hatta memilih normatif dan menunggu pernyataan resmi Jepang. Saat itu telah terbentuk PPKI, atas restu Jepang. Proklamasi kemerdekaan juga sudah dijadwalkan.


Syahrir kecewa berat karena dengan mengikuti agenda Jepang, baginya kemerdekaan itu ibarat hadiah belaka.



Bersama-sama kawan pemuda radikal lain, Syahrir merancang operasi penculikan Soekarno-Hatta. Tanggal 16 Agustus 1945, keduanya diculik dan dibawa ke Rengasdengklok, Karawang.


Nama-nama tokoh yang merancang penculikan selain Syahrir adalah Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh. Mereka menyebut dirinya dari kelompok Menteng 31.


Soekarno dan Hatta diangkut ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00. Turut dibawa Fatmawati dan putranya Guntur yang masih kecil.


Sempat menolak desakan kaum pemuda radikal nasionalis, yang di sisi lain merencanakan gerakan perebutan kekuasan di Jakarta, Soekarno-Hatta akhirnya menyerah.


Tanggal 17 Agustus 1945, keduanya membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan RI yang disusun di Rengasdengklok.


Indonesia Merdeka berkumandang di Pegangsaan Timur 57.





.(Tribunjogja.com/berbagai sumber/xna) 



COMMENTS

 

Nama

EKBIS,2, ENGLISH,3, FEED,39, GLOBAL,8, HIBURAN,1, HUKUM,19, IPTEK,3, NASIONAL,13, OLAHRAGA,3, POLITIK,6, RAGAM,5, Z,71,EKBIS,4512,ENGLISH,1931,FEED,49381,FOKUS,5215,GLOBAL,11912,GLOBAL،FEED,1,HIBURAN,2586,HUKUM,6273,IPTEK,4969,NASIONAL,16541,OALAHRAGA,1,OLAHRAGA,2850,OPINI,1659,POLITIK,5789,PROMOTE,5,RAGAM,10639,RELIGI,938,Z,43155,ZPOLITIK,1,
ltr
item
Konfrontasi: Mengenang Sutan Syahrir : Hari Ini Lebih 56 Tahun Lalu, si Bung Kecil Itu Meninggal di Swiss
Mengenang Sutan Syahrir : Hari Ini Lebih 56 Tahun Lalu, si Bung Kecil Itu Meninggal di Swiss
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEibC7AsQU103MINGBicdCtzOlQtwX3_hC5f7dxJBZlNn8WaLqQCFSPAXjyMBL9YSrkLH4zQ48PLqKHHDbbrRtmK3YHe6bnQfqz_S-so06CnbgnJ3jF7l6n3V6jkB1cwBBPP_JXww8Nulkjdikc-_Io7t9Jj1ymG4fhgMzXbUcoTzXxG2wVvXAZzIrAGFQ
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEibC7AsQU103MINGBicdCtzOlQtwX3_hC5f7dxJBZlNn8WaLqQCFSPAXjyMBL9YSrkLH4zQ48PLqKHHDbbrRtmK3YHe6bnQfqz_S-so06CnbgnJ3jF7l6n3V6jkB1cwBBPP_JXww8Nulkjdikc-_Io7t9Jj1ymG4fhgMzXbUcoTzXxG2wVvXAZzIrAGFQ=s72-c
Konfrontasi
https://www.konfrontasi.com/2022/07/vmengenang-sutan-syahrir-hari-ini-lebih.html
https://www.konfrontasi.com/
https://www.konfrontasi.com/
https://www.konfrontasi.com/2022/07/vmengenang-sutan-syahrir-hari-ini-lebih.html
true
7622946317735281371
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By HOME PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy