Sutan Sjahrir gigih mewujudkan kemerdekaan Indonesia
KONFRONTASI- - Sosok Perdana Menteri Sjahrir (Bung Sjahrir atau PM Sutan Sjahrir) tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Tokoh pergerakan nasional Indonesia ini terkenal gigih dalam perjuangannya mewujudkan kemerdekaan Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, hingga membangun Indonesia pasca-kemerdekaan.
Perdana menteri yang terkenal cerdas ini mengalami banyak sekali hal pahit dalam hidupnya. Bahkan, Sjahrir wafat dalam kondisi menjadi tahanan perang. Tak heran, kutipan dari Sutan Sjahrir menginspirasi banyak orang, terutama kaum muda Indonesia. Berikut kutipan kata-kata Sjahrir yang tak lapuk di makan waktu:
1. "Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan"
2. "Setiap orang Asia yang terpelajar, yang hidup di negeri terbelakang dan memimpikan suatu kemungkinan supaya negerinya memperoleh persamaan yang nyata dengan Barat yang kaya dan modern, pada dasarnya akan berpikir secara sosialis"
3. "Kita hendak bekerja atas dasar kemerdekaan jiwa orang, atas dasar kerakyatan, atas dasar sukarela, mufakat dan kerja sama, dan tidak dengan paksaan seperti yang telah dilakukan di negeri-negeri totaliter dan diktatur itu"
5. "Di dalam diri kita begitu banyak hal sepele, begitu banyak kebodohan dan piciknya pandangan. Aku terkejut melihat itu ada di dalam diriku sendiri. Sepertinya, aku kira, ketenangan dan kedamaian telah direbut oleh penjara untuk selamanya,"
Editor’s Picks
6. "Dan hanya semangat kebangsaan yang dipikul oleh perasaan keadilan dan kemanusiaan, yang dapat mengantar kita maju dalam sejarah dunia"
7. "Kemerdekaan nasional adalah bukan pencapaian akhir, tapi rakyat bebas berkarya adalah pencapaian puncaknya"
8. "Perjuangan kita sekarang ini tak lain dari perjuangan untuk mendapat kebebasan jiwa bangsa kita. Kedewasaan bangsa kita hanya jalan untuk mencapai kedudukan sebagai manusia dewasa bagi diri kita"
9. "Tiap persatuan hanya akan bersifat taktis, temporer, dan karna itu insidental. Usaha-usaha untuk menyatukan secara paksa hanya akan menghasilkan anak banci, persatuan semacam itu akan terasa sakit, tersesat, dan merusak pergerakan"
10. “Seorang pemegang titel itu hanya ‘pemegang titel sadja’, tidak lebih dari itu”
Sejarah mencatat, Soekarno (26 tahun) bersama teman-temannya di klub diskusi mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927.
Dalam partai itu, Sjahrir (18 tahun) dipercaya untuk mengurus organisasi pemuda PNI yang awalnya disebut Jong Indonesien, lalu berubah nama menjadi Pemuda Indonesia.
Bentuk kepercayaan yang diberikan padanya ini manfaatkan untuk membuat momentum bersejarah bersama dengan Jong Indonesien pada tahun 1928, dengan mewujudkan Kongres Pemuda Indonesia II yang menghasilkan semangat perjuangan baru, bernama Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. (IDN TIMES)
COMMENTS