WADAS- Perdiem Hasil siksa batin 24 jam: 200K, plus Sembako.
1. Digelandang, dan ditangkap tanpa sebab dan kesalahan jelas.
2. Tak diberi kesempatan untuk bertemu anak2 yang banyak di sekitar, menangis histeris melihat beberapa ibu pingsan seta orang dewasa yang disiksa dan ditangkap, selagi berwudhlu. Meski sama2 mengaku sedang sama2 melaksanakan tugas sebagai Petugas Kemanusiaan dibawah perlindungan Komnasham dan KPAI.
4.Diperlakukan seperti pesakitan dan tahanan kriminal.
5. Diperiksa berulang ulang dgn pertanyaan pertanyaan konyol, serta upaya menggali latar organisasi yg mendasari kepentingan untuk aktif di Wadas, menjaga anak2, ( dalam posisi bersila di bawah 2 Interogator - yang duduk di Kursi dan kaki bersijegang. - Hingga sempat kutanya: " Mohon ijin bertanya, apa sahaya harus memasang sembah kepada paduka yang mulia, sambil membungkukkan diri?"
Akhirnya 'terpaksa' kusebut PRM ( sebagai OTB) dan SAMIN supaya mereka tambah bingung. Untung belum kusebut gerombolan gerombolan SMT, Laskar Hijau, Binadesa, WALHI, YLBHI, APII, WULUNG, Taring Padi, dst. para gerombolan yang aku pernah nelusup, atau terlibat bergiat. Apa pula itu ....
6. Harus duduk rapi berbaris 5 atau 10. Dibentak kalau berdiri atau berjalan keluar barisan ( selalu ada polisi -lokal Purwjo- karena petugas2 Polda Jateng rata2 berpakaian preman, berambut gondrong, ( ada bercat warnawarni, penuh gaya) yang sepertinya bertugas di pusat dugem, karaoke, niteclub, pub, plonten). Yang lokal berseragam ada di sekitar barisan, bertampang beringas seperti siap gampar atau injak.
7. Tidur bergelimpangan tanpa alas di auditorium yang panas.
Pantaskah perdiem segitu?
Pale Lo!
______
Aku sudah dibebaskan.
Karena misah dari rombongan LBH (tumpangan dari Yogya ke TKP) untuk langsung menyelidiki nasib anak2 merdeka, aku ditangkap terpisah, jauh dari 4 orang lain.
Di mobilku yang membawaku ke Polsek Bener, aku bahkan didampingi provost baret biru. Jadi aman dari gebukan.
Setelah di Polsek Bener, rombonganku disusul rombongan barisan LBH Yogya yg lain tadi, yang ternyata sebelumnya kena siksa, gebukan2 gamparan2 dan tendangan2. Mereka tampak lebam, kusut, muram dan pucat.
Aku menolak interogasi tanpa didampingi pengacara. Mereka lalu menyebutnya interview.
Aku memang tak menjawab dan berperhatian lain selain dari persoalan bahwa "Tugasku semata menjaga anak2 merdeka dari pengalaman buruk yang disebabkan oleh konflik orang dewasa, apapun perkaranya. Hal itu akan berakibat trauma akut dan gegar bahkan cacat jiwa krnnya, hingga akan mengganggu perkembangan kemerdekaan jiwa serta kecerdasan anak2 itu nantinya ".
Sekarang, aku kembali bebas merdeka. Tak setetes darah mengalir atau secuil daging terbuang, mesti 'hati sakit, sedih dan marah' akan tercatat selama hayat dikandung badan.
Terimakasih atas segala perhatian dan doa kawan2 guru semua.
COMMENTS